Seberkas Cahaya Di Pelataran Serambi Makkah
Pada
abad ke-15 masehi, Aceh mendapat gelar yang terhormat dari Nusantara yaitu
“Serambi Makkah”, sebuah gelar yang diakui oleh masyarakat luas bahwa aceh
dianggap memiliki nilai keimanan, ketakwaan, syariat, dan spritual yang lebih tinggi
dibanding daerah lainnya dan tak pernah ku sangka, akhirnya
bisa menjejakkan langkah di bumi –Nya yang dijuluki sebagai Serambi Makkah itu. Tak
hentinya kuhaturkan syukur, Allah menuntun langkahku kesana melalui cahaya
Al-Qur’an. Ini yang kedua kalinya aku naik pesawat.
Aku diberi amanah mengikuti PIONIR
(Pekan, Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset) PTKI se-Indonesia dengan cabang lomba
MHQ 5 Juz yang diselenggarakan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama 23 orang
temanku yang lain dengan cabang lomba yang berbeda dan dua orang dosen yang
menyertai kami.
Kami berangkat tepat pada tanggal 24
April 2017 sekitar jam setengah sepuluh malam dari bandara Sultan Hasanuddin
Makassar menggunakan pesawat lion air. lalu transit pertama di bandara Soekarno Hatta lumayan lama jadi kami
beristirahat di sekitar bandara sambil menunggu transit selanjutnya kemudian
kami melanjutkan kembali transit kedua ke bandara Kualanamu di medan sekitar
hampir jam 6 pagi. Ternyata kami satu pesawat dengan peserta dari Bone. stelah kami sampai di Medan tanpa menunggu
lama kami langsung beralih pesawat terakhir dengan tujuan bandara Sultan
Iskandar Muda Aceh. Setelah sampai di bandara Aceh, kami langsung dijemput oleh
dua orang LO yang akan mendampingi kami di kontingen STAIN Parepare selama
kegiatan berlangsung. Mereka berdua adalah mahasiswa dan mahasiswi UIN
Ar-Raniry. Kemudian kami menunggu bus yang akan mengantar kami ke penginapan.
Kontingen STAIN Parepare rupanya
ditempatkan di hotel lading, hotel yang jaraknya tak jauh dari masjid yang
sangat bersejarah di Banda Aceh yaitu masjid Baiturrahman.
Perempuan mendapat
satu kamar karena hanya berjumlah lima orang sedangkan yang laki-laki mendapat
dua kamar karena mereka ada sembilan belas orang. Kami satu tempat dengan
beberapa kontingen lain. Hari pertama kami habiskan dihotel saja untuk
beres-beres dan istirahat untuk persiapan pembukaan besok harinya.
Menjelang hari kedua, tanggal 26
april pagi-pagi sekali kami berangkat ke
UIN Ar-Raniry menggunakan bus trans untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan
dengan mengenakan setelan baju olahraga berwarna biru. Setelah sampai disana
kami semua langsung berkumpul bersama peserta lain dari berbagai macam PTKI se
indonesia dari sabang sampai merauke di pelataran lapangan UIN Ar-Raniry yang terhampar luas.
Kegiatan PIONIR VIII 2017 tingkat
nasional dibuka oleh menteri aganma yaitu bapak Lukman Hkim Saifuddin, ditandai
dengan tabuhan rebana oleh mentri agama, Rektor UIN Ar-Raniry, yaiut bapak
Farid Wajdi, dan Sekda Aceh bapak Darmawan yang mewakili Gubernur.Sebelumnya,
mentri agama, Rektor UIN Ar-Raniry Aceh dan sekda diarak dengan mengendarai
gajah dari gedung rektorat menuju arena pembukaan PIONIR VIII. Kemudian setelah
kegiatan resmi dibuka ada penampilan drama tentang masyrakat Aceh yang
diperankan oleh mahasiswa-mahasiswa UIN Ar-Raniry drama itu bercerita menganai
masyarakat yang Aceh yang dulunya hidup tentram, damai dan sejahtera hingga
terjadinya sunami yang sangat dahsyat yang memporak-porandakan bumi Aceh pada
tanggal 26 desember 2004 silam. Seketika aku merinding, bening disudut mataku
berhasil tumpah oleh rasa haru yang tak terbendung menyaksikan drama itu dan
membuatku terbayang akan kejadian yang benar-benar dahsyat dimasa lampau itu.
Setelah pementasan drama disusul pertunjukan tari tradisional Aceh yang
dilakukan oleh 550 mahasiswa UIN Ar-Raniry.
Sebelumnya, rektor dalam sambutannya
berterima kasih atas kepercayaannya menjadikan bumi Serambi Makkah sebagai tuan
rumah PIONIR VIII.
PIONIR VIII Aceh yang akan
berlangsung pada tanggal 26 April sampai 1 Mei ada empat kategori yang
dilombakan, yaitu bidang Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset. Bidang Ilmiah terdiri dari empat perlombaan,
yaitu debat bahasa Arab, debat bahasa Inggris, Musabaqoh Makalah Qur’ani (MMQ),
dan musabaqah qiratul kutub (MQK). Untuk olahraga, ada sepuluh cabang lomba,
yaitu futsal, volly, tenis meja, bulu tangkis, catur, panjat dinding, sepak
takraw, pencak silat, basket, dan karate. Ada delapan cabang dibidang seni,
yaitu Musabaqah tilawah Al-Qur’an, Musabaqah Hifdzil Qur’an, kaligrafi, pop
solo islami, design, peragaan busana muslim, puitisasi Al-qur’an, marawis, dan
musabaqah syahril qur’an. Sedangkan bidang riset ada dua cabang lomba, yaitu
karya tulis dan karya inovatif mahasiswa. PIONIR VIII ini diikuti oleh 2.250
mahasiswa yang berasal dari 55 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), yaitu,
11 UIN, 32 IAIN, dan 12 STAIN. Kontingen STAIN Parepare hanya mengikuti
beberapa cabang lomba yaitu debat bahasa Arab, debat bahasa Inggris, MQK, futsal,
volly, tenis meja, bulu tangkis, catur, sepak takraw, MHQ, pop solo islami,
juga tilawah.
Setelah pembukaan selesai
dilanjutkan dengan parade seluruh peserta keliling lapangan. Masing-masing kontingen
ada dua perwakilan mengenakan pakaian adat. Khusus perwakilan kontingen kami
mengenakan baju adat khas sulawesi selatan berwarna ungu muda. Setelah parade
kami berfoto bersama juga dengan pak ketua STAIN Parepare yang sempat hadir di
acara pembukaan.
Saat acara pembukaan dan sesi
foto-foto selesai kami kembali ke hotel dulu untuk istirahat, makan siang dan
sholat dzuhur kemudian kembali lagi ke UIN Ar-Raniry untuk mengikuti tehnical
meeting, kali ini kami diantar menggunakan mobil pribadi berwarna hitam.
Setelah sampai, kami berpencar mencari lokasi tehnical meeting kami dengan
cabang lomba masing-masing. Sore hari barulah tehnical meeting kami semua
selesai kemudian kami semua kembali lagi ke hotel untuk beristirahat dan
mempersiapkan diri masing-masing untuk lomba esok hari.
Hari ke dua PIONIR VIII kami
bersiap-siap lagi ke UIN Ar-Raniry untuk mengikuti serangkaian lomba hari itu,
hampir saja kita tak bisa saling mensuport satu sama lain karena cabang lomba
ilmia, olahraga dan seni banyak yang bersamaan waktunya. setelah tampil kami
sempatkan jalan-jalan sekitar area kampus karena ada banyak pameran.
Setelah beberapa hari kemudian saat semuanya sudah tampil akhirnya
kami tiba dipenghujung kegiatan, penutupan dan kontingen STAIN Parepare hanya
meraih dua juara yaitu juara 3 pop solo dan juara 2 sepak takraw. Semoga di
PIONIR selanjutnya lebih meningkat.
Sekitar hari ketiga aku baru
sempat ke masjid Baiturrahman melaksanakan sholat subuh berjama’ah bersama
seorang temanku. usai melaksanakan sholat subuh kami tinggal sejenak
berdzikir. Aku merasakan suasana yang adem dan sejuk nampak beberapa orang
beri’tikaf dimasjid melantunkan ayat suci Al-qur’an seperti suasana saat
ramadhan saja. Aku takjub seketika melihat masjid yang sangat bersejarah ini, bisa
beribadah di masjid yang berada di bumi Serambi Makkah ini sungguh sangat luar
biasa. Sekali lagi aku benar-benar tak menyangka. Lagi-lagi aku bersyukur
dengan nikmat yang Allah berikan
sehingga langkahku terpatri di Bumi Serambi Makkah ini. Aku berharap suatu hari
nanti akan kembali lagi menjejakkan langkah disini.
Sebelum aku dan temanku pulang, kami sempat mengelilingi pelataran
masjid terlebih dahulu lalu kami berfoto-foto sebentar. Saat fajar menampakkan
dirinya aku aku segera mengambil posisi dibawah payung besar berwarna putih
mirip yang di Makkah lalu menengadahkan tangan seolah aku sedang memagang
cahaya itu, seperti seberkas cahaya yang kujumpai di bumi Serambi Makkah yang
sangat bersejarah ini.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan berakhir kami sempat dibawa
jalan-jalan ke Museum sunami Aceh, ke kapal korban sunami yang nyangkut di rumah orang, kapal
Apung dengan kendaraan khas Aceh yaitu labi-labi. kami juga sempat dibawa ke
pulau Sabang menggunakan kapal beberapa jam hingga ke nol kilometer Indonesia
dan sebelum pulang, kami sempat membeli oleh-oleh khas Aceh.
Oleh-olehnya tidak sampai ke aku. Wkwkwk.
BalasHapusTerus berkarya, Dek..😊😊😊
Hehe... Doakan aja kak lain kali kesanaka lg supaya sampai oleh2nya.
HapusMakasih kakak ��
Ditunggu janjinya. 😁😁😁😁😁
BalasHapus